Hidup sebagai anak angkat
di Australia, Cha Mo-hyeok kabur dari rumah sejak usia remaja dan hidup
menggelandang di jalanan bersama kekasihnya yang keturunan Korea Moon Ji-young.
Satu-satunya yang ia tahu tentang orang tuanya adalah sang ibu, yang diduga
merelakannya untuk diadopsi karena tidak punya uang.
Kehidupannya berubah
ketika sang kekasih memilih menikah dengan seorang kaya-raya, Moo-hyeok yang
terpukul sempat mengajak sang kekasih untuk melarikan diri. Karena ditolak, ia
akhirnya memutuskan hadir di pesta pernikahan.
Siapa sangka, pesta
pernikahan tersebut ternyata menjadi ajang pertumpahan darah, pemuda itu
berusaha menyelamatkan Ji-young dengan harga mahal : dua butir peluru menembus
bagian kepalanya. Setelah diperiksa, dokter tidak mampu mengangkat satu butir
yang tersisa dan memvonis hidup Moo-hyeok tinggal menghitung hari.
Bertekad untuk melacak
keberadaan ibu kandungnya, Moo-hyeok menerima tawaran sang mantan kekasih untuk
pergi ke Korea sekaligus sebagai wujud pengabdiannya sebagai anak sebelum
meninggal. Siapa sangka, disana ia malah mendapati fakta bahwa Oh Deul-hee,
sang ibu kandung, adalah seorang aktris terkenal.
Baru paham kalau selama
ini dirinya dibuang, Moo-hyeok semakin dipenuhi dendam setelah tahu kalau ia ternyata mempunyai kakak kandung yang hidupnya tidak kalah memprihatinkan dan
bermental terbelakang. Sejak itu niatnya cuma satu : merusak kehidupan bahagia
sang ibu kandung dan putranya yang juga artis terkenal namun berwatak manja
Choi Yune.
Berhasil menyusup ke
dalam kehidupan mereka, Moo-hyeok mendapati kalau Yune ternyata jatuh cinta
pada seorang aktris yang kerap mempermainkan perasaan lawan jenisnya Kang
Min-joo. Disitu, ia juga kerap terlibat cekcok dengan Song Eun-chae, asisten
Yune yang pernah dikenalnya di Australia dan dengan terang-terangan menyebut
tidak menyukai kehadiran pemuda itu didekat Yune.
Namun dalam
perjalanannya, Mo-hyeok merasakan sesuatu yang tidak diduganya sama sekali :
cinta yang tulus pada sosok wanita yaitu Eun-chae. Hidup dengan dua
kepribadian, ditambah nyawa yang tinggal menghitung hari, pemuda itu harus
memutuskan antara dua pilihan : dendam atau cinta.
Rasanya para penggemar
melodrama Korea setuju kalau Sorry, I Love
You atau yang juga dikenal dengan judul aslinya Mianhada Saranghanda adalah
salah satu serial terbaik negeri Ginseng. Dibuat pada tahun 2005 dan sempat
ditayangkan Indosiar tahun
setahun kemudian, pergulatan sang tokoh utama nampak benar-benar realistis dan
jauh dari kesan stereotip atau dibuat-buat seperti yang kerap ditampilkan lewat
sinetron.
Apalagi, tokoh Moo-hyeok
di Sorry, I Love You diceritakan
lewat dua sisi berbeda : penuh dendam dan rela melakukan apapun demi mencapai
tujuan, namun disisi lain begitu lembut dalam memperlakukan wanita yang
dicintainya Eun-chae bahkan rela berkorban supaya gadis itu bahagia.
Lewat serial ini juga, nama
So Ji-seop langsung melejit sebagai bintang papan atas sekaligus favorit
penggemar berkat aktingnya sebagai Cha Mo-hyeok yang penuh kesedihan. Selain
itu, tidak sedikit juga yang menyukai sosok polos Im Soo-jeong, yang juga
dikenal sebagai aktris watak papan atas dan sempat tampil bareng Rain di I'm A Cyborg but That's Okay.
Alunan lagu-lagu yang
menghiasi Sorry, I Love
You semakin membuat kental suasana kelam (namun tetap romantis)
serial ini, salah satunya yang paling diingat adalah Snow Flakes, lagu yang sebelumnya
dinyanyikan Mika Nakashima dengan judul Yuki
no Hanadan dilantunkan kembali oleh Park Hyo-shin.(mdL)




.jpg)





